Pengambilan sumpah ini diambil langsung oleh Dekan Fakultas Farmasi Universitas Andalas Prof. apt. Fatma Sri Wahyuni, Ph. D mewakili Komite Farmasi Nasional (KFN) didampingi oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia diwakili oleh apt. Noffendri, S.Si disaksikan oleh Wakil Rektor I Universitas Andalas Prof. Mansyurdin, MS.
Dekan Fakultas Farmasi Universitas Andalas Prof. Dr. Fatma Sri Wahyuni, Apt menyampaikan untuk terus memainkan peran apotoker sebaik mungkin dan tunjukkan apoteker adalah profesi yang memang pantas untuk dibanggakan.
Dekan menekankan agar lulusan apoteker dapat mengaplikasikan dan mengimplementasikan semua ilmu yang sudah diperoleh untuk berkontribusi dalam pembangunan kesehatan dan ilmu kefarmasian.
Sementara itu, Prof. Mansyurdin mengucapkan selamat kepada 85 Apoteker baru angkatan I tahun 2020 yang telah menyelesaikan pendidikannya dimasa pandemik ini serta sudah dilantik dan diambil sumpahnya sebagai Apoteker.
Ia juga mengungkapkan Farmasi juga sudah terakreditasi internasional ASEAN University Network-Quality Assurance (AUN QA). “Sekarang bagaimana merubah status akreditasi A menjadi unggul karena PTNBH minumal 60% sudah terakreditasi A kalau mengharapkan unggul,” ujar Prof. Mansyurdin.
Saat ini baru kedokteran dan prodi dokter yang dari A berubah menjadi unggul, tahun 2022 diharapkannya farmasi dapat berubah status menjadi akreditas unggul.
Sesuai dengan target Unand sebagai perguruan tinggi berbadan hukum yakni menyelenggarakan tridharma yang bermutu artinya penyelenggarakan pendidikan bermutu, ukurannya tidak hanya IPK dan masa studi tetapi begaimana competitiveness lulusan berhasil masuk dunia kerja dan diterima ditengah masyarakat.
Jadi sekarang Outcame Based Education (OBE) dimana capaian-capaian mahasiswa bisa bekerja atau lanjut studi kejenjang lebih tinggi serta juga bagaimana mahasiswa atau alumni berwirausaha.
Tidak hanya sampai disitu, ditambahkannya termasuk riset dari dosen bukan hanya sekadar publikasi tetapi juga bagaimana hilirisasi, sesuai dengan SOTK Unand yang baru akan direktur hilirisasi. Begitu juga dalam pengabdian masyarakat polanya juga harus diubah sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat.
Prof. Mansyurdin berpesan keberhasilan tidak hanya tergantung kemampuan berfikir tapi yang sangat dibutuhkan didunia kerja itu bagaimana nilai-nilai dasar, sikap (attitude) dilingkungan kerja. “Disamping itu juga pengembangan softskill baik intra maupun ektra personal skill,” tekannya.
Dalam angkatan ini IPK tertinggi 3.98 diraih oleh apt Holy Amalya Ningtyas, S. Farm dan nilai UKAI CBT tertinggi 83 oleh apt Yesica Azfitri, S. Farm.(*)
Sumber : Humas dan Protokol Unand