14 November 2020

Padang (14/11) Fakultas Farmasi UNAND melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat secara daring melalui Zoom® meeting dengan tema Bijaksana dalam Menyikapi Berbagai Bahan yang Diklaim sebagai Obat COVID-19.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Unit Bidang Ilmu Farmakologi dan Farmasi Klinis Fakultas Farmasi UNAND dengan Ibu apt. Dwisari Dillasamola, M.Farm. selaku Ketua Panitia, bekerja sama dengan BEM Fakultas Farmasi UNAND. Kegiatan ini dilaksanakan melalui Zoom® meeting pada Sabtu, 14 November 2020 pukul 09.00-12.00 WIB. Sebanyak 169 peserta mengikuti kegiatan ini, yang meliputi dosen, mahasiswa Fakultas Farmasi, guru-guru dan perwakilan siswa dari SMA N 3 Padang, SMA N 7 Padang, dan MA Perguruan Islam Ar-Risalah Padang. Dekan Fakultas Farmasi UNAND, Prof. Dr. apt. Fatma Sri Wahyuni, juga turut hadir dan membuka kegiatan ini secara resmi.

Materi yang disampaikan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama disampaikan oleh Prof. apt. Armenia, MS, PhD dengan judul Mengenal, Memahami, Mewaspadai, dan Menyikapi COVID-19. Pada sesi ini, Prof. Armenia memaparkan penyebab COVID-19 serta proses terjadinya penyakit, gejala COVID-19 yang perlu diwaspadai, cara penularannya, dan pendekatan umum terapi COVID-19. Secara umum, terapi yang spesifik terhadap COVID-19 belum ada, meskipun beberapa obat seperti Remdesivir, Hidroksiklorokuin, dan Azithromycin telah digunakan dalam pengobatan pasien COVID-19.

Terkait beredarnya informasi mengenai terapi alternatif terhadap COVID-19 di WhatsApp dan media sosial, beliau menyebutkan bahwa obat-obat tersebut belum memiliki bukti yang kuat. Di akhir materi, beliau menyampaikan tiga poin sikap yang harus dimiliki masyarakat, yakni 1) memahami penularan, dampak, dan risiko penyakit pernapasan; 2) mencegah infeksi dan penularan penyakit; dan 3) segera berobat bila terdapat gejala menyerupai infeksi COVID-19.

Selanjutnya, sesi kedua disampaikan oleh Prof. Dr. apt. Almahdy A., MS.  dengan judul Mengenal Obat Herbal di Masa Pandemi. Pada sesi ini, Prof. Almahdy memaparkan bahwa obat herbal sudah lama dikenal oleh masyarakat, yang di Indonesia disebut dengan istilah jamu. Selanjutnya, dikenal tiga kategori obat tradisional Indonesia yang mencakup jamu, obat herbat terstandar, dan fitofarmaka.

Prof. Almahdy juga menjelaskan lima kriteria penggunaan obat herbal yang harus diperhatikan, yakni ketepatan bahan, ketepatan dosis, ketepatan waktu penggunaan, ketepatan cara penggunaan, dan ketepatan pemilihan obat untuk indikasi tertentu. Aspek keamanan seperti efek samping obat herbal dan keamanan pada ibu hamil juga penting untuk diperhatikan pada penggunaan obat herbal.

Selanjutnya, beliau memaparkan beberapa obat herbal asli Indonesia yang dapat membantu menguatkan imunitas tubuh terhadap COVID-19, antara lain jahe, kunyit, serai dan temulawak. Prinsip obat herbal bukan untuk menyembuhkan COVID-19 secara langsung, tetapi bekerja dengan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap virus.

Melalui kegiatan ini, diharapkan peserta dapat memahami penyakit COVID-19, pencegahan, dan pengobatannya agar dapat menyikapi berbagai informasi yang beredar di media sosial dengan lebih bijak. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah silaturahmi antara pihak Fakultas Farmasi UNAND dan pihak sekolah, sekaligus sebagai media pengenalan Fakultas Farmasi UNAND kepada guru dan para siswa.

11 November 2020

Padang (Unand) – Program Studi Profesi Pendidikan Apoteker (PSPPA) Fakultas Farmasi Universitas Andalas mengambil sumpah 74 apoteker baru secara luring dan daring pada Senin (10/11).

Pengambilan sumpah ini diambil langsung oleh Dekan Fakultas Farmasi Universitas Andalas Prof. Dr. Fatma Sri Wahyuni, Apt mewakili Ketua Ketua Farmasi Nasional (KFN) didampinggi oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia dan Ketua PSPPA Rahmi Yosmar, Apt, M. Farm serta juga disaksikan oleh Wakil Rektor I Universitas Andalas Prof. Dr. Mansyurdin, MS.

Wakil Rektor I Universitas Andalas mengucapkan selamat dan sukses kepada 74 Apoteker baru yang telah diambil sumpahnya.

Prof. Mansyurdin menyatakan saat ini Program Studi (Prodi) S1 Farmasi Universitas Andalas didorong untukmempersiapkan akreditasi Internasional melalui Accreditation Board Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik (ASIIN)

“Mudah-mudahan tahun ini fakultas farmasi tahun ini bisa merancang kurikulum berdasarkan Outcame Based Education yang menjadi syarat untuk pengusulan akreditasi internasional,” ujarnya.

Ditambahkannya, jika sudah diimplementasikan Outcame Based Education, 6 bulan setalah itu farmasi bisa submit borang Accreditation Board ASIIN.

Lebih lanjut, Prof. Mansyurdin menyampaikan Apoteker merupakan sarjana farmasi yang telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker, tentunya telah memenuhi capaian pembelajaran yang dirancang dalam kurikulum Prodi Pendidikan Profesi Apoteker.

“Dengan memiliki kompetensi apoteker tentu lulusan kita memiliki tanggung jawab untuk memberikan obat dan memastikan efektivitas penggunanaan dan keamanaan obat tersebut,” terangnya.

Kompetesi tentu akumulasi dari keterampilan berdasarkan ilmu yang didapat yang didukung etika farmasi.

Disampaikannnya ketrampilan dan ilmu mudah didapatkan kapan saja dan dimana saja tetapi yang penting diingat adalah mengenai etika, etika muncul dari diri kita sendiri dan prakteknya ditengah-tengah masyarakat.

Untuk mendukung etika tersebut butuh nilai-nilai inti yang diyakini dan nilai inti tersebut menjadi dasar sikap untuk bertindak yang didukung Softskill terutama interpersonal Skill bagaimana berinteraksi dan berkerjasama dengan orang lain.

Oleh karena itu, Wakil Rektor I berpesan untuk selalu menjaga ranah etika didalam keprofesian dengan menanamkan nilai inti yang baik dan terpuji. 

Sementara itu, Dekan Fakultas Farmasi Universitas Andalas Prof. Dr. Fatma Sri Wahyuni, Apt menyampaikan untuk terus memainkan peran apotoker sebaik mungkin dan tunjukkan apoteker adalah profesi yang memang pantas untuk dibanggakan.

Pror. Ayu menekankan agar lulusan apoteker dapat mengaplikasikan dan mengimplementasikan semua ilmu yang sudah diperoleh untuk meningkatkan kesehatan, menjadi inspirasi dan solusi serta kebaikan dari ilmu yang sudah dimiliki.

“Perjuangan belum berakhir masih banyak masyarakat yang menunggu peran apoteker terutama dibidang kesehatan. Untuk  itu, teruslah berkontibusi dimuka bumi demi kejayaan negeri, demi agama yang kita imani, dan demi cita-cita yang sudah jauh-jauh hari ditanamkan,” ujarnya.(*)

 Humas dan Protokol Unand

Sumber

16 September 2020

Dalam rangka mendapatkan data tentang kondisi alumni dalam memasuki dunia kerja dan masukan tentang proses dan hasil pembelajaran dari alumni, maka perludilaksanakannya Tracer Study setiap tahun. data Tracer Study ini sangat penting untuk ptoses akreditasi di tingkat prodi maupun institusi. Selain itu, juga menjadi masukan bagi prodi dan universitas dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan mutu layanan dan proses pembelajaran.

tracer studi dapat di akses pada tautan berikut " http://karir.unand.ac.id/tracer-study-2020

Survey ini bersifat tertutup dimana setiap alumni target akan dihubungi secara pribadi oleh Tim Surveyor Tracer Study 2020 untuk pemberitahuan nomor token.