Apakah Memakan Ikan yang Diberi Obat Sangat Berbahaya Bagi Ibu Hamil?

ANDA BERTANYA, APOTEKER MENJAWAB

Diasuh oleh para Apoteker Dosen Fakultas Farmasi Unand

Apakah Memakan Ikan yang Diberi Obat Sangat Berbahaya Bagi Ibu Hamil?

Pertanyaan:

Malam Bapak Apoteker. Saya Dinda umur 27 tahun. Alamat saya Brebes. Saya mau tanya, waktu saya main ke rumah kerabat, saya makan ikan hasil dari sungai yang diberi obat. Saya sedang hamil 3 bulan. Apakah sangat berpengaruh pada janin saya? Terima kasih.

Jawaban:

Bu Dinda, zat-zat makanan yang dikonsumsi ibu hamil akan masuk ke dalam darah dan dapat mencapai tubuh janin melalui plasenta. Demikian juga dengan obat, senyawa kimia atau zat-zat lainnya yang terkandung dalam makanan. Zat-zat gizi sangat dibutuhkan oleh janin untuk tumbuh dan berkembang. Lain halnya dengan obat-obat, dan senyawaan kimia yang dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan ataupun bahkan mungkin keracunan. Kehati-hatian Ibu sangat dipujikan. Ini menunjukkan kepedulian ibu terhadap tumbuh kembang dan kesehatan janin. Semua pasangan tentu menginginkan turunan yang sehat tanpa ada kelainan. Ada kemungkinan obat atau bahan kimia tersebut memang dapat menimbulkan efek merugikan.  Obat tersebut tidak saja tidak diperlukan oleh janin tetapi juga dalam beberapa keadaan dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan pada ibu hamil dan sekaligus membahayakan janin.

Ikan merupakan hewan yang termasuk sensitif terhadap berbagai senyawa kimia. Bila ikannya masih hidup dan segar bugar saat di panen menunjukkan ia tidak atau belum mengalami keracunan yang hebat. Bila telah menunjukkan gejala yang tidak sehat maka ikan tersebut jangan dikonsumsi. Bila diketahui ikannya sudah diberi obat, maka sebaiknya dipelihara atau dikarantina dulu beberapa lama dalam air yang bersih. Tindakan ini dapat diharapkan akan menghilangkan atau mengurangi jumlah atau kadar obat di dalam tubuh ikan. Obat-obat atau senyawaan kimia juga mengalami penghancuran kemudian dapat dikeluarkan dari tubuh ikan. Efek negatif yang akan ditimbulkan oleh obat atau senyawaan kimia yang ada dalam daging ikan tergantung kepada jenis senyawaan, takaran dan lama pemberian kepada ikan, jarak panen setelah pemberian terakhir, jumlah dan frekuensi ikan yang dikonsumsi serta termasuk cara pengolahan ikan.  Bagaimanapun yang paling baik adalah ikan yang akan dikonsumsi harus bebas dari bahan kimia atau obat.

Ikan sungai yang diberi obat seperti dinyatakan dalam pertanyaan di atas dapat bermakna ganda. Pertama ikannya diberi obat sewaktu masih dalam sungai tetapi hal ini tidak biasa dan hampir tidak mungkin dilakukan. Yang sering dilakukan adalah memberi obat ke dalam kolam peliharaan. Kedua ikan sungai yang baru ditangkap di tampung dalam wadah kemudian diberi obat. Selanjutnya ikan yang sudah ditangkap dan sudah tidak bernyawa lagi dalam waktu cukup lama kemudian diberi obat. Yang pertama dan kedua bertujuan untuk mengobati ikan yang sakit atau untuk tujuan meningkatkan produksi. Sedangkan yang terakhir ditujukan untuk pengawetan.

Ikan juga hewan yang juga bisa sakit. Berbagai jenis obat dapat diberikan untuk pengobatan ikan, tergantung penyakitnya. Beberapa obat yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit ikan antara lain adalah eritromisin, tetrasiklin, oksitetrasiklin, obat-obat sulfa, metronidazol, garam, etilen diamin tetra asetat (EDTA), benzalkonium klorida, kalium permanganat, formalin dll. Di antara obat atau senyawaan kimia tersebut ada yang berpotensi dapat memberikan efek yang tidak diinginkan, dan ada pula sebaliknya. Untuk itu kita harus tetap berhati-hati dalam mengkonsumsi ikan.

Perlu diwaspadai bahwa ikan baik basah maupun kering mungkin saja ditambahkan bahan pengawet yang tidak diizinkan. Bahkan disinyalir pernah ada pedagang yang tega menyemprot bagian atas tumpukan ikan dalam keranjang dengan insektisida atau racun serangga. Tindakan ini dimaksudkannya agar ikan dapat disimpan lagi untuk dijual esok hari. Belilah ikan dari sumber yang dapat dipercaya. Telitilah sebelum membeli dan cermat sebelum mengkonsumsi. Bila Ibu meragukan ikan yang akan dikonsumsi di rumah kerabat, tolaklah secara halus dan bijak. Sebagai perbandingan bagi ibu, dahulu pernah suatu negara menolak udang impor. Pada hal berton-ton udang tersebut telah masuk di pelabuhan negara pengimpor. Dari hasil pemeriksaan laboratorium, ternyata udang tersebut mengandung tetrasiklin yang sengaja ditambahkan ke udang untuk tujuan tertentu. Udang yang sudah tercemar dalam jumlah besar tersebut harus dibawa pulang kembali dan tidak boleh dibuang ke laut. Ibu dapat membayangkan kerugian perusahaan pengekspor. Tindakan negara pengimpor sudah tepat, karena udang yang sudah tercemar dengan antibiotika tetrasiklin dapat mendatangkan akibat buruk terhadap orang yang mengkonsumsinya, apalagi bagi ibu hamil dan janinnya.

Pencemaran ikan dapat juga disebabkan oleh air tempat ikan hidup baik di laut, sungai, danau, telaga atau kolam ikan sudah tercemar dan kotor. Seperti apa yang dulu juga sudah pernah terjadi pencemaran air laut oleh merkuri atau air raksa. Orang yang mengkonsumsi ikan tersebut mengalami penyakit yang menyerang syaraf. Penyakit ini mulai muncul pada tahun 1956 karena orang mengkonsumsi ikan yang ditangkap dari teluk Minamata di Jepang. Karena pertama kali dijumpai di Kota Minamata, maka penyakit ini kemudian dikenal dengan nama penyakit Minamata. Dalam beberapa tahun saja telah ribuan orang meninggal karena pencemaran air laut tersebut dan banyak lagi yang menderita sakit. Orang dewasa saja yang mengkonsumsi ikan yang tercemar merkuri dapat menyebabkan penyakit berbahaya. Bila ikan yang tercemar merkuri tersebut dimakan oleh bayi tentu akan dapat mengakibatkan penyakit yang lebih berat. Apalagi janin yang ibunya mengkonsumsi ikan tercemar merkuri hampir dapat dipastikan akan mengalami penyakit yang berkemungkinan besar lebih parah. Untuk itu ibu hamil harus betul-betul hati-hati dan selektif dalam mengkonsumsi ikan. Pastikan ikan yang dikonsumsi berasal dari perairan yang bebas polusi.

Bu, akibat yang ditimbulkan karena mengkonsumsi ikan yang diberi obat atau tercemar bahan kimia tergantung kepada beberapa faktor. Faktor tersebut adalah jenis obat atau bahan kimia, kadar yang terkandung dalam daging ikan, jumlah dan frekuensi yang dikonsumsi dll. Untuk itu agar lebih aman maka sebaiknya berhati-hati dalam membeli dan mengkonsumsi ikan. Bila jenis obat yang diberikan kepada ikan tidak begitu potensial seperti garam dan kalium permanganat, maka ibu tidak perlu cemas. Bila obat yang diberikan cukup potensial, ibu juga tidak perlu cemas bila yang dikonsumsi dalam jumlah kecil dan tentu saja tidak akan diulangi lagi.

Demikianlah jawaban kami semoga bermanfaat. Bagi anda yang ingin menanyakan segala sesuatu tentang obat, makanan, NARKOBA dan kosmetik dapat menghubungi kami melalui SMS di nomor 082388287373. Jawaban akan diberikan dalam bentuk artikel di surat kabar Singgalang Minggu dan laman web Fakultas Farmasi Universitas Andalas (Unand) Padang. Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan masyarakat yang perlu dijawab, pembaca harap bersabar menunggu giliran. Karena kesibukan dan keterbatasan, jawaban tidak dapat diberikan melalui SMS dan atau telefon. Prioritas jawaban ditujukan untuk penanya yang mencantumkan alamat lengkap, pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi apoteker dan seberapa pentingnya pertanyaan yang diajukan terhadap kemaslahatan masyarakat. Sebagian pertanyaan tidak bisa dijawab karena SMS terpotong atau tidak lengkap. Tim pengasuh berhak memperbaiki pertanyaan untuk menghindari hal-hal yang dianggap kurang tepat seperti menyangkut kepentingan pemasaran produk obat dll. Semoga bermanfaat. Terima kasih. Dr. Muslim Suardi, MSi., Apt.

Read 9053 times