Jawaban:
Ananda Ratna, cara makan juga dapat menyebabkan seseorang menjadi gemuk. Dari hasil penelitian, ternyata orang yang makan cepat lebih berpeluang untuk menjadi gemuk. Lalu, kenapa hal ini bisa terjadi? Bila seseorang makan dengan cepat, maka jumlah makanan yang masuk ke dalam lambung sudah melebihi kebutuhan tubuh tetapi yang bersangkutan masih mempunyai keinginan untuk menambah makanan. Hal ini disebabkan karena kadar gula darah masih rendah sehingga masih ada rasa lapar. Sementara makanan yang ada dalam lambung dan usus belum dicerna dengan baik. Makanan berat yang kita makan umumnya mengandung gula kompleks seperti nasi, gandum, jagung, sagu, dan lain-lain yang berupa makanan pokok dari jenis karbo hidrat. Karbo jenis ini membutuhkan waktu dan beberapa tahap reaksi penguraian sebelum menjadi gula sederhana glukosa dan fruktosa. Kedua gula sederhana tersebut dapat dengan mudah diserap ke dalam darah di dinding usus. Bila kita mengkonsumsi makanan yang sudah mengandung gula sederhana, maka tubuh segera mendapatkan energi. Bahan makanan tersebut umunya berupa buah-buahan. Hampir semua buah-buahan mengandung glukosa dan fruktosa.
Untuk menghindari kelebihan konsumsi makanan, maka sebaiknya kita memakan buah-buahan terlebih dahulu beberapa menit sebelum mengkonsumsi makanan utama. Pada keadaan ini gula sederhana yang ada dalam buah-buahan seperti glukosa dan fruktosa akan segera dan mudah diserap di dinding usus. Dengan diserapnya glukosa dan fruktosa bersama air yang ada dalam buah-buahan maka tubuh dengan segera akan mendapat energi dan kadar gula darah naik tidak terlalu tinggi. Tidak itu saja, tubuh segera mendapat asupan mineral kalium yang sangat dibutuhkan tubuh. Di samping itu juga terkandung beberapa vitamin seperti: vitamin C, vitamin A, Vitamin E dll yang sangat penting untuk metabolisme dan meningkatkan daya tahan tubuh. Mengkonsumsi buah-buahan segar lebih diutamakan dibanding buah-buahan yang sudah dikeringkan. Sedangkan buah-buahan yang sudah diolah dengan pemanasan atau berupa manisan dengan penambahan gula tidak dianjurkan. Apalagi bila ditambahkan pengawet, jelas kurang baik untuk kesehatan. Ingat, kadar vitamin buah-buahan segar akan segera mengalami penurunan dari hari ke hari. Dengan demikian buah-buahan segar yang baru dipetiklah yang paling baik. Nabi memberikan contoh, beliau berbuka dengan buah kurma yang lembek. Ini berarti buah kurma yang belum dikeringkan. Beliau tidak pernah menganjurkan berbuka dengan manisan kurma seperti yang sering kita saksikan di Indonesia. Kemungkinan besar, pada zaman Nabi belum ada yang namanya manisan kurma.
Sebagian orang, memang ada yang bertambah bobot badannya setelah berpuasa Ramadhan. Hal ini bisa saja disebabkan karena yang bersangkutan makan tidak teratur dan kurang baik jumlah maupun gizinya pada waktu bulan biasa (tidak berpuasa). Sedangkan selama bulan puasa makan teratur dengan jumlah dan gizi yang cukup. Dengan berpuasa seseorang mungkin lebih tenang dan tentram jiwanya. Puasa memang dapat meningkatkan kesehatan tidak saja kesehatan fisik tetapi juga psikis atau kejiwaan, serta kesehatan spiritual. Keadaan itu semua memberi peluang untuk meningkatkan bobot badan ke tahap normal, bukan kegemukan atau obes. Kegemukan mungkin terjadi bila yang bersangkutan mengurangi aktifitas fisik dan banyak tidur termasuk siang hari selama bulan puasa.
Demikian juga sebaliknya berpuasa dapat menurunkan bobot badan ke keadaan normal. Untuk menjadi kurus rasanya istilah ini kurang tepat. Bila seseorang yang berpuasa mengkonsumsi makanan dengan jumlah dan jenis yang sesuai dan seimbang, maka tidak akan terjadi badan yang kurus dalam arti kurang bobot badan dari yang seharusnya. Orang yang berpuasa cendrung memiliki bobot badan normal dan tidak kegemukan. Justeru orang yang gemuk bila berpuasa, maka bobot badanya akan cenderung berkurang. Seperti yang sudah pernah diuraikan dalam artikel ABAM sebelumnya, kegemukan beresiko timbulnya berbagai penyakit terutama penyakit degeneratif seperti diabetes, tekanan darah tinggi, sakit jantung dan alin-lain. Dengan demikian jelaslah berpuasa berpeluang besar seseorang menjadi sehat.
Berikut beberapa tips untuk ananda Ratna dan pembaca bagaimana cara berbuka dan makan sahur yang lebih sehat. Berbukalah segera begitu waktu masuk magrib. Ikutilah sunah Baginda Nabi. Berbukalah dengan 3 buah kurma lembek dan segelas air. Kemudian dilanjutkan dengan shalat magrib berjamaah di masjid. Pada keadaan ini tubuh sudah mulai menerima air dan energi yang dapat mengurangi rasa haus dan lapar. Selesai shalat magrib baru mengkonsumsi makanan utama atau berat. Beberapa masjid menyediakan kudapan untuk berbuka. Bahkan di Jawa Timur sudah ada masjid tidak saja menyediakan makanan ringan atau kurma untuk berbuka, tetapi juka nasi atau makanan utama. Hal ini perlu dikembangkan dan ditiru. Biayanya bisa dimintakan kepada mereka yang berkecukupan atau berlebih. Ini jauh lebih baik daripada berbuka bersama di restoran. Mulailah makan dengan semangkok sup sayur dilanjutkan dengan nasi bersama lauk berupa protein hewani dan atau hewani. Jenis makanan yang dikonsumsi termasuk protein sebaiknya bevariasi. Jumlah protein yang dikonsumsi harus cukup. Kebiasaan sebagian masyarakat kita di Indonesia mengkomsumsi protein dalam jumlah yang kurang dari yang dibutuhkan.
Makanlah dengan tenang dan jangan terlalu cepat. Kunyahlah makanan dengan baik. Makanan yang sudah hancur lebih cepat diserap dibanding yang ditelan tanpa dikunyah dengan sempurna. Tidak saja dari ukuran tetapi juga makanan yang dikunyah sempurna akan bercampur dengan air liur yang membantu pencernaan makanan.
Makan sahur sebaiknya dekat dengan waktu imsak. Urutan makanan sama seperti waktu berbuka. Usahakan jumlah protein yang cukup. Keadaan ini akan mengurangi rasa lapar atau keadaan kurang energi yang berlebihan pada sore hari menjelang berbuka. Biasanya makan sahur sebagian orang kurang berselera terutama anak-anak. Ibu-ibu rumah tangga yang bijaksana selalu menyajikan makanan kesukaan dengan cara surprise sewaktu makan sahur. Sebaiknya ada perbedaan dengan waktu berbuka. Pada waktu berbuka, karena keinginan makan yang besar, maka makanan yang kurang disukaipun akan dimakan dengan nikmat. Akibatnya lama-lama makanan yang kurang disukai akan mulai disenangi. Keadaan ini memungkinkan seseorang akan berselera mengkonsumsi berbagai jenis makanan. Hal ini juga akan dapat meningkatkan kesehatan.
Demikianlah jawaban kami semoga bermanfaat. Syarat dan ketentuan berlaku seperti yang tercantum dalam artikel ABAM sebelumnya. Terima kasih. Dr. Muslim Suardi, MSi., Apt.