Jawaban:
Saudara Halim, pendarahan bisa saja terjadi di saluran cerna sejak dari mulut, lambung sampai ke bagian akhir usus atau anus. Pada pendarahan lambung tinja akan bewarna kehitaman. Namun perlu diketahui bahwa tinja yang bewarna kehitaman tidak selamanya disebabkan oleh pendarahan. Pendarahan lambung dapat ditimbulkan oleh berbagai keadaan seperti penyakit dan dapat disebabkan oleh obat. Pendarahan lambung dapat disebabkan oleh penyakit seperti kanker, infeksi oleh sejenis kuman berukuran kecil Helicobacter pylory, adanya kelainan pembuluh darah, dll. Obat-obat yang dapat menyebabkan pendarahan adalah obat-obat dari golongan anti peradangan non steroid, seperti asetosal, ibuprofen dll. Orang-orang yang sudah mengalami tukak lambung akan lebih beresiko mengalami pendarahan lambung bila menggunakan obat-obat tersebut.
Perdarahan bisa terjadi dimana saja di sepanjang saluran pencernaan, mulai dari mulut sampai anus.
Bisa berupa ditemukannya darah dalam tinja atau muntah darah,tetapi gejala bisa juga tersembunyi dan hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan tertentu.
PENYEBAB
Penyebab perdarahan pada saluran pencernaan :
- Kerongkongan
- Robekan jaringan
- Kanker - Lambung
- Luka kanker atau non-kanker
- Iritasi (gastritis) karena aspirin atau Helicobacter pylori - Usus halus
- Luka usus dua belas jari non-kanker
- Tumor ganas atau jinak - Usus besar
- Kanker
- Polip non-kanker
- Penyakit peradangan usus (penyakit Crohnatau kolitis ulserativa)
- Penyakit divertikulum
- Pembuluh darah abnormal di dinding usus (angiodisplasia) - Rektum :
- Kanker
- Tumor non-kanker
Anus
- Hemoroid
- Robekan di anus (fisura anus).
- Are you taking blood thinners (aspirin, warfarin, clopidogrel, Aggrenox) or NSAIDs (ibuprofen, naproxen)?
Tinja yang kehitaman biasanya merupakan akibat dari perdarahan di saluran pencernaan bagian atas, misalnya lambung atau usus dua belas jari.
Warna hitam terjadi karena darah tercemar oleh asam lambung dan oleh pencernaan kuman selama beberapa jam sebelum keluar dari tubuh.
Sekitar 200 gram darah dapat menghasilkan tinja yang berwarna kehitaman
Penderita dengan perdarahan jangka panjang, bisa menunjukkan gejala-gejala anemia, seperti mudah lelah, terlihat pucat, nyeri dada dan pusing.
Jika terdapat gejala-gejala tersebut, dokter bisa mengetahui adanya penurunan abnormal tekanan darah, pada saat penderita berdiri setelah sebelumnya berbaring.
Gejala yang menunjukan adanya kehilangan darah yang serius adalah denyut nadi yang cepat, tekanan darah rendah dan berkurangnya pembentukan air kemih. Tangan dan kaki penderita juga akan teraba dingin dan basah.
Berkurangnya aliran darah ke otak karena kehilangan darah, bisa menyebabkan bingung, disorientasi, rasa mengantuk dan bahkan syok.
Gejala kehilangan darah yang serius bisa berbeda-beda, tergantung pada apakah penderita memiliki penyakit tertentu lainnya.
Penderita dengan penyakit arteri koroner bisa tiba-tiba mengalami angina (nyeri dada) atau gejala-gejala dari suatu serangan jantung.
Pada penderita perdarahan saluran pencernaan yang serius, gejala dari penyakit lainnya, seperti gagal jantung, tekanan darah tinggi, penyakit paru-paru dan gagal ginjal, bisa bertmbah buruk.
Pada penderita penyakit hati, perdarahan ke dalam usus bisa menyebabkan pembentukan racun yang akan menimbulkan gejala seperti perubahan kepribadian, perubahan kesiagaan dan perubahan kemampuan mental (ensefalopati hepatik).
DIAGNOSA
Adanya kehilangan darah yang serius, menyebabkan hasil pemeriksaan hematokrit menunjukkan konsentrasi sel darah merah yang rendah.
Penyebab perdarahan bisa ditentukan dari gejala yang timbul.
Nyeri perut karena makanan atau obat antasid, disebabkan oleh tukak lambung (ulkus gastrikum), dan perdarahan pada tukak sering tidak menimbulkan nyeri.
Obat-obatan yang bisa merusak dinding lambung, seperti aspirin, bisa menyebabkan perdarahan lambung berupa ditemukannya darah dalam tinja.
Penderita perdarahan saluran pencernaan yang sebabnya tidak diketahui, dengan nafsu makan yang berkurang disertai penurunan berat badan, sebaiknya menjalani pemeriksaan untuk kemungkinan adanya kanker.
Bila terdapat kesulitan menelan, diperiksa kemungkinan adanya kanker kerongkongan atau penyempitan kerongkongan.
Diduga adanya sobekan di kerongkongan bila timbul muntah yang sangat kuat tepat sebelum terjadinya perdarahan.
Sembelit atau diare yang menyertai perdarahan atau perdarahan yang tersembunyi dalam tinja, mungkin disebabkan oleh kanker atau polip pada usus bagian bawah, terutama pada penderita yang berusia diatas 45 tahun.
Darah segar di permukaan tinja, bisa berasal dari wasir atau kanker rektum.
Pemeriksaan ditujukan untuk menemukan sumber perdarahannya.
Pada permeriksaan rektum, dicari adanya wasir, robekaan rektum (fisura) dan tumor.
Kemudian pemeriksaan dipilih berdasarkan pada apakah perdarahan ini dicurigai berasal dari saluran pencernaan bagian atas (kerongkongan, lambung, dan usus duabelas jari) atau saluran pencernaan bagian bawah (usus halus bagian bawah, usus besar, rektum dan anus).
Pada awalnya, kelainan pada saluran pencernaan bagian atas, biasanya diperiksa dengan memasukkan tabung melalui hidung, menuju ke lambung dan mengeluarkan cairannya.
Cairan lambung yang seperti kopi disebabkan oleh pencernaan darah parsial, dan menunjukan bahwa perdarahannya lambat dan telah berhenti.
Darah yang berwarna merah terang dan terus menerus, menunjukan perdarahan yang aktif dan berat.
Selanjutnya endoskopi sering digunakan untuk memeriksa kerongkongan, lambung dan usus dua belas jari, dan menemukan sumber perdarahannya.
Jika tidak ditemukan gastritis atau tukak pada lambung maupun usus dua belas jari, bisa dilakukan biopsi.
Biopsi dapat menentukan apakah perdarahannya berasal dari infeksi kuman Helicobacter pylori. Infeksi yang ditemukan lalu diobati biasanya akan membaik bila diberikan antibiotik.
Rontgen dengan barium enema atau endoskopi dilakukan untuk mencari polip dan kanker pada saluran pencernaan bagian bawah.
Bagian dalam dari bagian bawah usus juga bisa diperiksa dengan anaskopi, sigmoidoskopi atau kolonoskopi.
Bila pemeriksaan-pemeriksaan tersebut tidak berhasil menunjukan sumber perdarahan, bisa dilakukan angiografi atau skening setelah penyuntikan sel darah merah radioaktif.
Cara ini terutama berguna untuk menyembuhkan perdarahan yang disebabkan oleh kelainan pada pembuluh darahnya.
PENGOBATAN
Pada lebih dari 80% penderita, tubuh akan berusaha menghentikan perdarahan.
Penderita yang terus menerus mengalami perdarahan atau yang memiliki gejala kehilangan darah yang jelas, seringkali harus dirawat di rumah sakit dan biasanya dirawat di unit perawatan intensif.
Bila darah hilang dalam jumlah besar, mungkin dibutuhkan transfusi.
Untuk menghindari kelebihan cairan dalam pembuluh darah, biasanya lebih sering diberikan transfusi sel darah merah (PRC/Packed Red Cell) daripada transfusi darah utuh (whole blood).
Setelah volume darah kembali normal, penderita dipantau secara ketat untuk mencari tanda-tanda perdarahan yang berlanjut, seperti peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah atau kehilangan darah melalui mulut atau anus.
Perdarahan dari vena varikosa pada kerongkongan bagian bawah dapat diobati dengan beberapa cara.
Diantaranya dengan memasukkan balon kateter melalui mulut ke dalam kerongkongan dan mengembangkan balon tersebut untuk menekan daerah yang berdarah.
Cara lain ialah dengan menyuntikan bahan iritatif ke dalam pembuluh yang mengalami perdarahan, sehingga terjadi peradangan dan pembentukan jaringan parut pada pembuluh balik (vena) tersebut.
Perdarahan pada lambung sering dapat dihentikan melalui endoskopi.
Dilakukan kauterisasi pembuluh yang mengalami perdarahan dengan arus listrik atau penyuntikan bahan yang menyebabkan penggumpalan di dalam pembuluh darah. Bila cara ini gagal, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
Perdarahan pada usus bagian bawah biasanya tidak memerlukan penanganan darurat. Tetapi bila diperlukan, bisa dilakukan prosedur endoskopi atau pembedahan perut. Kadang-kadang lokasi perdarahan tidak dapat ditentukan dengan tepat, sehingga sebagian dari usus mungkin perlu diangkat.
Vasopressin dan Epinephrine diberikan untuk mengecilkan pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga perdarahan pada saluran cerna bagian bawah dapat berkurang.
Berbagai Macam Perdarahan di Saluran Cerna
TEMPO.CO , Jakarta:Timbulnya gangguan pada saluran cerna cukup sering dikeluhkan sebagian orang. Nyeri ulu hati, mual, muntah darah hitam atau segar, seringnya sembelit dan buang air besar berwarna hitam atau segar bisa jadi adalah tanda adanya perdarahan saluran pencernaan yang akut maupun kronik.
Dokter spesialis penyakit dalam Chaidir Aulia menjelaskan perdarahan bisa terjadi di mana saja di sepanjang saluran pencernaan, mulai dari mulut sampai anus. Terjadinya perdarahan dapat disebabkan oleh satu atau lebih penyebab. Karena itu, mengetahui dengan pasti penyebab perdarahan penting dilakukan agar penanganannya dapat lebih optimal.
Perdarahan itu, misalnya, bisa terjadi pada saluran cerna bagian atas. Ini disebabkan karena pecahnya varises esophagus maupun nonvarises seperti tukak peptikum (tukak duodenum dan tukak gaster). Tukak peptikum disebabkan adanya kerusakan pada mukosa lambung atau usus dua belas jari akibat adanya asam lambung yang normalnya ada di dalam lambung pada proporsi tertentu.
Perdarahan ini juga dapat disebabkan infeksi Helicobacter Pylori yang mungkin ditularkan dari orang lain melalui makanan atau air yang terkontaminasi, penggunaan obat seperti aspirin atau obat-obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang dapat merusak dinding lambung dan stres.
Gejalanya pun bisa berbeda-beda. Pada perdarahan saluran cerna bagian atas seperti lambung atau usus dua belas jari, gejala yang timbul diantaranya muntah darah hitam di mana darah yang keluar bercampur dengan asam lambung (hematemesis) dan buang air besar yang kehitaman (melena).
"Pada perdarahan tukak peptikum dapat dilakukan pemeriksaan penunjang dengan alat endoscopy (gastroscopy) sehingga luka atau sumber perdarahan dapat dideteksi dan dihentikan dengan hemoklip," kata Chaidir dalam rilis yang diterima Tempo dari Rumah Sakit Pondok Indah, Rabu, 29 Agustus 2012. "Sementara pada sebagian besar kasus dispepsia (nyeri ulu hati, mual, muntah, cepat kenyang, dan kembung), pengobatan dapat dilakukan dengan empirik terapi dari golongan antasida sampai golongan Proton Pump Inhibitor (PPI)."
Empirik terapi tersebut dapat dilakukan 4-6 minggu. Bila keluhan masih berlanjut Chaidir menyarankan agar pasien dirujuk ke dokter spesialis penyakit dalam. "Apalagi bila terdapat ‘alarm symptom’ seperti turunnya berat badan, anemia, hematemesis, melena, atau bila berusia di atas 45 tahun dapat dirujuk langsung ke dokter spesialis penyakit dalam atau gastroenterologi," kata Chaidir yang juga Konsultan Gastroenterologi & Hepatologi, Rumah Sakit Pondok Indah.
Di Indonesia penyebab perdarahan saluran cerna bagian atas selain tukak peptikum juga disebabkan pecahnya varises esophagus. Varises esophagus, Chaidir menjelaskan, adalah penyakit yang ditandai dengan pembesaran abnormal pembuluh darah vena di esophagus bagian bawah. Esophagus adalah saluran yang menghubungkan antara kerongkongan dan lambung.
Varises esophagus biasanya tidak bergejala, kecuali jika sudah robek dan berdarah. Beberapa gejala akibat perdarahan esophagus antara lain hematemesis, melena, hematoskezia (perdarahan yang keluar dari anus dengan warna merah segar), penurunan tekanan darah, dan anemia. Varises esophagus merupakan komplikasi dari penyakit sirosis atau pengerasan hati. Perdarahan yang tidak terkontrol juga menjadi penyebab kematian utama pada penderita sirosis dan transplantasi hati. Ancaman perdarahan ulang juga cukup besar, terutama dalam 48 jam pertama.
Metode penanganan varises esophagus cukup bervariasi, mulai dari konservatif (obat vasopresin, somatosatin, dan sebagainya), terapi injeksi endoscopy yaitu menyuntik pembuluh darah dengan larutan tertentu agar pembuluh darah berhenti berdarah sampai ligasi varises esophagus.
Pada perdarahan saluran cerna bagian bawah bisa disebabkan karena hemorroid (ambeien), divertikel (penonjolan mukosa buli), keganasan. Darah segar yang keluar dari anus, bisa merupakan hemorroid atau robekan di anus yang disebut fisura anus. Penanganan hemorroid juga bermacam-macam, tergantung berada pada stadium hemorroid tersebut. Pada stadium awal dapat ditangani dengan mengubah pola makan seperti makanan dengan serat tinggi dan suntik skleroterapi.
Kalau hemorroid ukurannya besar dapat ditangani dengan ligasi (pengikatan pembuluh darah). Sedang terapi bedah digunakan untuk penderita yang mengalami keluhan menahun, perdarahan berulang, atau prolaps. "Gangguan sakit perut bagian bawah dapat pula disebabkan adanya polip yang bisa dideteksi dengan alat colonoscopy dan biasanya dilakukan tindakan politektomi untuk penanganannya,” ungkap Chaidir.
Demikianlah jawaban kami semoga bermanfaat. Syarat dan ketentuan berlaku seperti yang tercantum dalam artikel ABAM sebelumnya. Terima kasih. Dr. Muslim Suardi, MSi., Apt.