Padang (UNAND) - Fakultas Farmasi Universitas Andalas mengadakan talk show virtual pada 29 Oktober 2022 sebagai respons terhadap maraknya kasus gagal ginjal akut pada anak yang diduga berhubungan dengan cemaran pada obat sirup yang beredar. Talk show seri 1 ini bertajuk “Gunakan Obat Dengan Aman di Tengah Maraknya Gagal Ginjal Akut pada Anak”.
Talk show ini menghadirkan empat narasumber yang mewakili empat departemen di Fakultas Farmasi UNAND, yakni Prof. Dr. apt. Henny Lucida (Teknologi Farmasi), Prof. Dr. apt. Deddi Prima Putra (Biologi Farmasi), Prof. Dr. apt. Almahdy A., MS (Farmakologi dan Farmasi Klinis), serta Dr. apt. Regina Andayani, MS (Kimia Farmasi). Sebagai moderator dalam acara ini adalah apt. Lailaturrahmi, M.Farm. dari Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinis. Talk show ini dihadiri oleh lebih dari 500 peserta dari berbagai institusi, yang terdiri dari apoteker, mahasiswa farmasi, serta dokter.
“Ini merupakan kegiatan yang diangkatkan oleh Fakultas Farmasi dalam rangka memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat terutama sekali dalam proses menghadapi permasalahan yang dihadapi. Untuk itulah Fakultas Farmasi mengangkatkan kegiatan talk show perdana pada hari ini, di mana akan sharing dengan Bapak Ibu semua terkait penggunaan obat yang aman di tengah maraknya gagal ginjal akut pada anak,” papar Dekan Fakultas Farmasi UNAND, Prof. apt. Fatma Sri Wahyuni, Ph.D, dalam pembukaan talk show ini.
Dalam sesi pertama kegiatan talk show tersebut, setiap narasumber memberikan pemaparan singkat dari aspek bidang ilmu masing-masing. Pemaparan pertama dari Prof. Dr. apt. Almahdy A., MS berfokus pada efek toksik etilen glikol dan dietilen glikol dan bahayanya bagi tubuh. Prof. Dr. apt. Henny Lucida memaparkan bentuk sediaan obat sirup ditinjau dari segi formulasi, penjaminan mutu, dan bagaimana menggunakan obat secara aman.
Berikutnya, Prof. Dr. apt. Deddi Prima Putra memaparkan penanganan non-farmakologis pada kasus demam pada anak, serta pemanfaatan bahan alam sebagai pertolongan pada gangguan kesehatan pada anak di rumah. Dilanjutkan dengan pemaparan dari Dr. apt. Regina Andayani, MS yang membahas analisis etilen glikol dan dietilen glikol dari aspek kimia farmasi.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab dipandu moderator. Peserta juga antusias memberikan tanggapan dan pertanyaan melalui kolom komentar, yang ditanggapi oleh masing-masing narasumber berdasarkan kepakarannya. Salah satu pertanyaan yang dikemukakan berkaitan dengan pemilihan obat yang aman bagi anak yang tidak bisa menggunakan obat puyer.
Prof. Dr. apt. Henny Lucida menjelaskan bahwa setiap obat yang menggunakan pelarut campur harus mencantumkan jenis pelarut campur dan persentasenya. Jika pelarut campur yang digunakan etanol, maka kemungkinan besar aman. Namun, untuk obat yang menggunakan pelarut campur lain seperti polietilen glikol, propilen glikol, gliserol, atau sorbitol, lebih baik mengikuti daftar obat yang terbukti aman berdasarkan informasi BPOM. Menggunakan obat herbal terstandar pun perlu memastikan kandungan pelarut campur yang digunakan. Jika memberikan puyer kepada anak, dapat ditambahkan sedikit sirup atau madu agar rasanya manis dan dapat diterima oleh anak.
Talk show ini diakhiri dengan penyampaian pesan dan closing statement dari masing-masing narasumber.
“Kita patuhi pemerintah kita untuk tidak menggunakan obat-obat sirup pada anak. Kemudian hindari obat online kalau kita tidak paham dan tidak ada garansi yang pasti. Jika ada gejala oliguria dan anuria, segera ke UGD,” pesan Prof. Dr. apt. Almahdy.
Sejalan dengan itu, Prof. Dr. apt. Henny Lucida mengingatkan agar masyarakat membeli obat di sarana resmi seperti apotek. “Kepada masyarakat dan kita semua harus cerdas menggunakan obat. Kalau beli obat, beli di sarana seperti apotek yang ada apotekernya, tanyakan informasi obat supaya obat yang kita gunakan aman digunakan. Mutu obat yang beredar di Indonesia selama memiliki nomor registrasi dijamin aman oleh pemerintah.”
Dr. apt. Regina Andayani, M.Si. menambahkan, “Analisis terhadap bahan baku atau bahan tambahan obat termasuk sediaan atau produk akhir memang harus dilakukan berdasarkan persyaratan kompendial resmi atau Farmakope untuk menjamin mutu, keamanan, dan khasiat obat tersebut. Analisis cemaran dalam bahan baku obat dan produk akhir menjadi perhatian penting, khususnya senyawa kimia yang bersifat toksik bagi tubuh kita.”
Sementara Prof. apt. Deddi Prima Putra menyampaikan, “Modal yang paling mahal adalah kesehatan. Jadi anak-anak di bawah lima tahun memang proses kembang tumbuhnya sangat dibutuhkan didukung oleh ekosistem hidup sehat. Tentunya ini sangat penting pada era di mana sangat banyak sekali bahan-bahan kimia sintetik berada di sekitar kita.”